Kamis, 19 November 2009

Tetes Embun Hari Ini

Tadi aku mengajar bermain peran atau pentas drama dari naskah yang mereka tulis. Beberapa kelompok tampil. Kelompok lain mengomentari.
Seusai mengajar aku mau langsung pulang, tapi ternyata ada keperluan yang membuatku mampir dulu ke BRI ambil tabungan, eh masih ada kepentingan lagi. Jadi dilanjutkan ke BNI lagi-lagi ambil tabungan.
Dari BNI aku naik becak dibayar Bu Tatik Rp 3.000,00, masih diberi uang buat naik angkot takut aku tdk punya receh.
Sampai di Koplak, aku naik angkot, sebelumnya beli kue dulu di tokonya Santi. Nah di angkot tepatnya angkudes H jurusan Tunggoro, aku naik bareng Resti anak SMA Banjarnegara putrinya Bu Masitah temanku SD. Aku bayar pakai uang lima ribuan. Hujan turun sangat lebat. Aku pun turun di Sijambe akan naik ojek. Kupikir aku mbayarnya pas. Waktu bayar sbl bilang " Dua, Pak. Anak sekolahnya satu turun di Brayut". Angkudes agak lama berhenti sampai aku turun dan berteduh di teritisan rumah orang. Eh ada anak STM turun dari pintu depan sambil bilang " Bu, uang kembaliannya", dia mngulurkan uang seribuan. " Terima kasih, Mas!" "Terima kasih Pak Sopir!", kataku terharu. Bayangkan hujan-hujan si anak STM mau turun dari angkudes untuk memberiku uang kembalian. Begitu pula sopirnya uang seribu yang andai tdk dikembalikansdh kuikhlaskan ternyata dikembalikan Hebat, kan ?
Perbuatan mereka bagaikan tetesan embun yang bening di pagi hari. Sederhana tapi bisa mengubah dunia ini menjadi lebih indah.

Tidak ada komentar: